Sabtu, 30 Oktober 2010

Diabetes Melitus (DM) atau Kencing Manis

Sekitar tahun 1960, diabetes melitus hanya diartikan sebagai penyakit metabolisme yang dikelompokkan ke golongan hiperglikemia atau gula darah yang lebih dari normal (gula darah normal 80-120 mg/dl). Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa lebih dari 200 mg/dl. Oleh karenanya, diabetes melitus disebut juga penyakit gula. Dengan adanya glukosuria yaitu adanya gula di dalam air seni maka penyakit ini dikenal pula dengan nama penyakit kencing manis. Kedua hal ini disebabkan karena ketidakmampuan sel dalam mempergunakan karbohidrat untuk menghasilkan tenaga.
Dewasa ini, diketahui bahwa diabetes melitus bukan hanya dianggap sebagai gangguan tentang metabolisme karbohidrat. Namun juga menyangkut tentang metabolisme protein dan lemak. Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, termasuk penyakit jantung, ginjal, kebutaan, amputasi, dan mudah mengalami aterosklerosis.

Ada dua tipe diabetes melitus:
1.  DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), dan
2.  DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Gejala
Gejala khas diabetes melitus berupa sering buang air kecil (poliuria), mudah merasa haus sehingga banyak minum (polidipsi), lemas, dan berat badan menurun, hiperglikemia dan glukosuria. Banyaknya glukosa yang ke luar juga menyebabkan penderita penyakit diabetes mellitus seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi). Gejala lain yang mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impoten pada pasien pria dan pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika ada keluhan dan gejala khas serta ditemukannya pemeriksaan kadar glukosa darah > 200 mg/dl, hal itu sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Pada keadaan akut, dapat terjadi ketosis, asidosis dan koma.

3 Prinsip Diet Diabetes Melitus:
1.   Tepat Jenis           
Jenis makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter atau ahli gizi
2.   Tepat Jumlah       
Jumlah makanan yang dikonsumsi atau dimakan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi
3.   Tepat Jadwal        
Diet diabetes diberikan dengan 3 kali makan utama

Prioritas Diet untuk Mencapai Kadar Gula Darah yang Mendekati Angka Normal:
1.   Sebagai awal, kurangi berat badan setidaknya 2.5-5 kg. Pertimbangkan untuk melanjutkan penurunan hingga 7-10% dari berat badan awal. Mengurangi jumlah asupan kalori untuk menurunkan berat badan merupakan perubahan gaya hidup yang paling ampuh untuk menurunkan kadar gula darah. Saran penurunan berat badan selain mencegah diabetes juga membantu mengelola diabetes tipe 2. Jika kurus dan tidak memiliki kelebihan 2.5-5 kg untuk diturunkan, maka perhatikan saran yang lain. Saran-saran tersebut akan membantu mengontrol kadar gula darah dengan cara menjaga asupan karbohidrat dalam jumlah sedang, meminimalkan konsumsi karbohidrat cair, membagi karbohidrat padat ke dalam tiga porsi makanan dan 2-3 camilan, serta mengonsumsi lebih banyak serat.
2.   Kurangi atau hindari minuman yang mengandung pemanis buatan atau alami. Termasuk di dalamnya adalah soda, fruit punch, dan jus buah alami. Karbohidrat cair lebih cepat diserap dibandingkan dengan bentuk padatnya (karbohidrat padat biasanya mengandung serat yang memperlambat pencernaan gula) dan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Sebagai pengganti soda biasa, cobalah soda diet tanpa gula dan tidak berkalori. Sebaiknya batasi konsumsi jus buah 120 ml per hari atau sebagai gantinya makanlah buah segar. Buah segar mengandung serat, lebih mengenyangkan daripada jus dan lebih lambat dicerna dan diserap.
3.   Cobalah makan dengan porsi kecil pada waktu yang tetap dan teratur. Lebih baik mengonsumsi makanan dan camilan secara teratur daripada melewatkan waktu makan kemudian makan satu kali atau dua kali saja dalam porsi besar. Pankreas harus memproduksi insulin setiap kali makan sesuai dengan jumlah yang dikonsumsi. Jika mengonsumsi makanan dalam porsi besar yang mengandung banyak karbohidrat, maka pankreas harus bekerja keras memproduksi lebih banyak insulin, dan kadar gula darah pun akan meningkat setelahnya. Sebaiknya, jika membagi kalori dengan makan tiga kali dan diselingi satu atau dua camilan dalam sehari, maka pankreas akan lebih mudah memproduksi insulin untuk mengimbangi jumlah makanan dan karbohidrat yang lebih sedikit ketika makan.
4.   Konsumsi lebih banyak makanan berserat. Serat memiliki pengaruh yang menguntungkan. Selain mengenyangkan, juga menahan kenaikan gula darah dan menurunkan kolesterol. Pilihlah buah segar daripada jus buah, roti whole grain dan sereal daripada roti gandum olahan, serta perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran segar.
5.   Perbanyak aktivitas fisik. Secara bertahap usahakan berolahraga selama 30 menit per hari sebanyak 5-6 kali seminggu. Kadar aktivitas seperti ini terkadang dapat menurunkan kadar gula darah hingga 50 poin atau lebih. Olahraga membantu meningkatkan efektivitas kerja insulin yang diproduksi pankreas.

DAFTAR PUSTAKA

Pranadji DK, Martianto DH, Uripi V .2002. Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nathan DM, Delahanty LM. 2005. Menaklukkan Diabetes. Tjandrasa M, penerjemah; Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Terjemahan dari: The Harvard Medical School Guide to Beating Diabetes.